KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah tentang “Penerapan Prinsip-prinsip Sustainable Tourism di Obyek Wisata Candi Plaosan” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pada
kesempatan ini saya ingin mengucapakan terima kasih kepada:
- Dosen pembimbing mata kuliah Pariwisata
Berkelanjutan, Saryani atas bimbingannya selama kuliah berlangsung.
- Semua pihak yang telah ikut terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Saya
selaku penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, sehingga saya sangat mengharapkan segala saran dan
kritik yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua
dan membantu dalam proses belajar mengajar.
Yogyakarta, 24 Oktober 2011
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB
I
1.
Latar
Belakang...........................................................................................1
2.
Batasan
Masalah.........................................................................................2
3.
Rumusan
Masalah......................................................................................2
4.
Tujuan.........................................................................................................2
BAB II
1.
Landasan
Teori........................................................................................3
2.
Deskripsi
Obyek........................................................................................6
3.
Penerapan
Sustainable Tourism di Candi Plaosan…………….………7
BAB III
KESIMPULAN.....................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata
merupakan salah satu sektor andalan pemerintah untuk memperoleh devisa dari
penghasilan non migas. Sumbangan pariwisata bagi pembangunan nasional, selain
menyumbangkan devisa bagi negara, pariwisata juga mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan nasional, yaitu: memperluas lapangan usaha,
memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah,
mendorong pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, memperluas wawasan
nusantara, mendorong perkembangan daerah, mendorong pelestarian lingkungan
hidup, memperluas wawasan nusantara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air
(Karyono, 1997 : 89).
Pariwisata sangat berpengaruh terhadap perekonomian
di Indonesia. Akibat perkembangan pariwisata, banyak tempat-tempat bersejarah
menjadi suatu obyek wisata seperti Candi Plaosan. Dengan perubahan fungsi ini diharapkan
meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Candi Plaosan. Melihat dampak
yang diakibatkan dengan adanya perkembangan pariwisata secara menyeluruh dari
aspek ekonomi pariwisata banyak memberikan nilai tambah yang berharga kepada
masyarakat, sehingga perkembangan pariwisata dari aspek ekonomi secara riil
banyak memberikan kemajuan kepada masyarakat, terutama dari peningkatan pendapatan
dan perkembangan ekonomi lainnya. Pembangunan pariwisata JUGA harus
mempertimbangkan pelestarian obyek wisata tersebut, agar tidak terjadi
degradasi budaya, bergesernya budaya setempat dari yang alami menjadi serba
instan dan juga kerusakan obyek wisata. Oleh sebab itu pemerintah harus
mengajak para Stake Holder untuk
bekerja sama dalam mengatasi ancaman tesebut.
B. BATASAN
MASALAH
Dalam makalah
ini saya membatasi masalah pada penerapan prinsip-prinsip pengelolaan Sustainable Tourism di Candi Plaosan.
C. RUMUSAN MASALAH
Apakah obyek
wisata Candi Plaosan sudah menerapkan prinsip-prinsip Sustainable Tourism ?
D. TUJUAN
Untuk menambah
wawasan mengenai penerapan prinsip-prinsip Sustainable
Tourism di obyek wisata Candi Plaosan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN TEORI
TEORI
PARIWISATA
Spillane (1987:21) menyatakan:
pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempatlain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencarikeseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial,budaya, alam, dan ilmu.Pariwisata berarti perpindahan
orang yang bersifat sementara ke suatu daerah di luartempat tinggalnya dan
tempat kerjanya sehari-hari, aktifitas yang berlangsung selama merekatinggal di
tempat tujuan dan fasilitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhannya.Sedangkan
jenis pariwisata ditentukan menurut motif tujuan perjalanan, sehingga pariwisatadapat
digolongkan menjadi 6 jenis(Spillane,op.cit.p.28-31), yaitu:
1)
Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Tujuan
perjalanan ini adalah untuk berlibur, mencari udara segar, mengendorkan
ketegangansyarafnya, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam,
mengetahui hikayat rakyatsetempat, mendapatkan ketenangan dan kedamaian di luar
kota maupun
menikmati hiburandi kota-kota besar.
2)
Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Dilakukan
oleh orang dengan tujuan untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani
danrohaninya, yang biasanya mereka tinggal di daerah pantai, pegunungan, dan
pusat-pusatperistirahatan atau kesehatan dan tinggal lebih lama.
3)
Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Tujuannya
untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat
dan cara hidup negara lain, mengunjungi monumen dan peninggalan bersejarah,
pusat-pusatkesenian, keagamaan, serta ikut dalam festival-festival seni musik,
teater, tarian rakyat.
4)
Pariwisata untuk Olah Raga (Sports Tourism).
Jenis ini dibagi dua, yaitu:
Big
SportsEvents, yaitu peristiwa olah raga besar
seperti: Olympiade Game, dan kejuaraandunia lainnya. Sporting Tourism
of the Practitioners, berupa latihan olah raga, berburu,memancing,
mendaki gunung.
5)
Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Jenis
ini sering disebut sebagai Profesional Travel atau perjalanan yang ada
kaiatannyadengan pekerjaan atau usaha dagang.
6)
Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Tujuannya
untuk mengikuti berbagai konvensi atau konferensi baik bersifat nasional
maupunbertaraf internasional (MICE).
TEORI SUSTAINABLE
TOURISM
“Pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan
yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka
panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat”
(Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995)
Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam
Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat didukung
secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan
sosial terhadap masyarakat. Artinya,
pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk
mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.
Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik (good governance)
yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait
dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu
lain yang lebih luas. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan
berkelanjutan tersebut dianggap sebagai ‘resep’ pembangunan terbaik, termasuk
pembangunan pariwisata.
Pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain: Partisipasi, Keikutsertaan
para pelaku (stake holder), Kepemilikan lokal, Penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan, Mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, Perhatian terhadap daya
dukung, Monitor dan evaluasi, Akuntabilitas, Pelatihan, Promosi.
B. DESKRIPSI OBYEK
Candi Plaosan adalah salah satu peninggalan bangunan bersejarah
nenek moyang yang sangat berharga dan sangat unik. Candi Plaosan yang berada di
daerah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi
Prambanan. Adanya stupa, arca Buddha,
serta candi-candi perwara (pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha. Akan tetapi meskipun Candi Plaosan adalah candi Buddha, tetapi gaya arsitekturnya merupakan
perpaduan antara agama Buddha dan Hindu. Ini adalah salah satu keunikan yang
dimiliki Candi Plaosan.
Candi Plaosan juga merupakan salah satu
obyek wisata sejarah yang menarik dan patut dikunjungi. Dengan kondisi jalan
yang masih baik serta kondisi udara yang sejuk, hamparan sawah yang terbentang
luas, pemandangan alam yang indah dan juga lokasinya yang berdekatan dengan
Candi Prambanan dan komplek Ratu Boko juga merupakan salah satu potensi yang
dimiliki obyek wisata Candi Plaosan. Akan tetapi karena pengembangan pariwisata
yang belum merata, pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Candi Plaosan
nampaknya sangat lamban jika dibandingkan dengan Candi Prambanan dan komplek
Ratu Boko. Hal ini bisa dikarenakan Candi Plaosan juga masih dalam tahap penggalian beberapa stuktur pendukung Candi Plaosan
lainnya. Seperti, berupa dinding parit dan pagar ketiga yang berlokasi di Dukuh
Dengok Wetan, Desa Bugisan.
Penerapan Prinsip-prinsip Sustainable Tourism di Obyek Wisata Candi Plaosan
1. Partisipasi
Masyarakat
sekitar Candi Plaosan tidak terlibat dalam menentukan visi pariwisata,
mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dipelihara dan ditingkatkan,
serta tidak terlibat dalam mengembangkan tujuan-tujuan dan strategi-strategi
untuk pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata Candi Plaosan. Mereka
cenderung pasif dan tidak terlalu peduli mengenai hal ini. Bahkan hanya beberapa
orang yang memanfaatkan keuntungan dengan cara berjualan makanan dan
menyediakan tempat parkir untuk para wisatawan yang datang berkunjung.
2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement
Karena promosi
obyek wisata Candi Plaosan masih sangat kurang, maka Candi Plaosan belum
terlalu dikenal oleh masyarakat luas, pengelolaan dan pengembangan candi
Plaosan hanya dipegang oleh pemerintah saja, seharusnya pemerintah mengajak LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok sukarelawan, asosiasi wisata, asosiasi
bisnis untuk mengelola dan membangun obyek wisata ini agar berkembang, dalam
hal ini keterlibatan para STAKE HOLDER
benar-benar sangat dibutuhkan, karena pemerintah tidak dapat berjalan sendiri
dalam pengelolaan dan pengembangan obyek wisata ini.
3. Kepemilikan Lokal
Pembangunan amenitas
di daerah sekitar Candi Plaosan masih sangat kurang, bahkan belum dapat
menyediakan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk masyarakat setempat.
Fasilitas penunjang kepariwisataan seperti hotel, restoran juga sangat minim,
hal ini dikarenakan obyek wisata tersebut selalu sepi, maka para investor tidak
terlalu berminat menanamkan modal atau membuka usaha (hotel/restoran) di daerah
sekitar obyek wisata Candi Plaosan karena sepi wisatawan.
4. Penggunaan Sumber Daya yang berkelanjutan
Dalam
pembangunan obyek wisata Candi Plaosan, para STAKE HOLDER harus dapat
menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus
menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki.
5. Mewadahi Tujuan-Tujuan Masyarakat
Karena obyek
wisata Candi Plaosan belum berkembang, dalam hal ini seharusnya pemerintah
mempunyai ide untuk mengajak masyarakat dan MEMINTA ide-ide dan saran-saran
masyarakat dalam hal pengelolaan kegiatan pariwisata Candi Plaosan ke depannya.
agar masyarakat menjadi lebih SADAR WISATA dan dapat berpartisipasi dalam
pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Candi Plaosan. Hal ini sangat penting
untuk dilakukan, jika masyarakat sudah paham mengenai keuntungan dari
pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Candi Plaosan ini, maka masyarakat
akan lebih mudah untuk diajak bekerjasama.
6. Daya Dukung
Dalam membangun
amenitas dan aksesibilitas di obyek wisata Candi Plaosan, hendaknya para STAKE HOLDER mempertimbangkan daya
dukung atau kapasitas lahan yang meliputi daya dukung fisik, alami, sosial dan
budaya. Pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batas-batas
lokal dan lingkungan.
7.
Monitor dan Evaluasi
Kegiatan
monitor dan evaluasi dampak kegiatan wisata serta pengembangan
indikator-indikator dan batasan-batasan dalam mengukur dampak pariwisata di obyek
wisata Candi Plaosan masih sangat kurang dikarenakan sedikitnya wisatawan yang
berkunjung.
8. Akuntabilitas
Perencanaan pengelolaan
dan pengembangan di obyek wisata Candi Plaosan belum dapat memberikan
kesempatan kepada para penduduk sekitar untuk mendapatkan pekerjaan, pendapatan
dan perbaikan kesehatan masyarakat lokal. Karena minimnya pembangunan
pariwisata di Candi Plaosan maka dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam seperti tanah, air, dan udara di obyek wisata Candi Plaosan belum
tereksploitasi. Tetapi jika pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
seperti tanah, air, dan udara meningkat maka dalam pemakaian sumber daya alam
tersebut harus diawasi agar tidak tereksploitasi.
9. Pelatihan
Masyarakat sekitar
Obyek wisata Candi Plaosan memang sangat membutuhkan pelaksanaan
program-program pendidikan dan pelatihan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan
(ketrampilan bisnis, vocational dan professional). Tetapi untuk sementara pengetahuan
yang diberikan kepada masyarakat sekitar obyek wisata Candi Plaosan sebaiknya
meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan saja / dikenalkan dengan dunia
pariwisata, karena masyarakatnya belum siap jika diberi pelatihan mengenai
manajemen perhotelan, restoran dsb.
10. Promosi
Dalam
pembangunan obyek wisata Candi Plaosan hendaknya pemerintah melakukan promosi,
promosi ini meliputi promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang memperkuat
karakter lansekap, sense of place, dan
identitas masyarakat setempat untuk memperkenalakan Candi Plaosan, meanrik
minat wisatawan untuk dating berkunjung dan menarik minat investor untuk
menanamkan modal.
BAB III
KESIMPULAN
Candi Plaosan sebenarnya memiliki
potensi yang sangat banyak, mulai dari bangunan bersejarahnya, keunikan
arsitekturnya, aksesbilitasnya, dan juga kebudayaan masyarakat yang masih asli,
namun dalam upaya pengembangan obyek wisata Candi Plaosan masih terkendala
beberapa hal, yaitu pengembangan pariwisata yang belum merata, masyarakat
sekitar yang belum SADAR WISATA, dan juga para investor yang belum mengetahui
potensi dari obyek wisata Candi Plaosan. Dalam hal ini peran Pemerintah memang
sangat penting dan sangat vital, karena pemerintah sebagai penggerak utama,
mengajak para STAKE HOLDER untuk
terjun langsung mengelola dan mengembangkan obyek wisata Candi Plaosan tentunya
dengan menerapkan prinsip-prinsip Sustainable
Tourism. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan Sustainable Tourism dianggap sebagai ‘resep’ pembangunan terbaik karena dapat
mengoptimalkan dampak positif dari pariwisata dan juga meminilamalisir dampak
negatif dari pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Hari Karyono, 1997, Kepariwisataan, Grasindo, Jakarta
James
Spillane, DR, 1987, PariwisataIndonesia: Sejarah dan Prospeknya,
Kanisius, Yogyakarta